5.1 Tingkat Pengembalian Minimum
Inflasi akan mengurangi tingkat pengembalian riil yang di terima atas investasi. Hubungan antara tingkat bunga nominal, tingkat bunga riil, dan tingkat inflasi dikenal dengan Efek Fisher. Persamaan umum Efek Fisher adlah sebagai berikut:
1+ k
rf=1+k*1+IRP atau krf=k*+IRP+(k*.IRP)Keterangan :k
rf = tingkat suku bunga
nominal k*= Tingkat bunga riil
RP= Tingkat Inflasi
Contoh= jika anda menabung $100 hari ini dan berencana akan menariknya setahun kemudian dengan tingkat suku bunga 11.3% dan inflasi yang terjadi adalah 5% per tahun.
Maka hitung peningkatan daya beli anda setahun dari sekarang?
Jawab: :krf=k*+IRP+(k*.IRP)0.113 = k* + 0.05 + (k* x 0.05)1.05 k* = 0.063k* = 0.06 = 6 %
Konsep tingkat pengembalian minimum yang diinginkan
Adalah tingkat pengembalian minimum yang diperlukan untuk menarik investor agar membeli atau memegang surat berharga tertentu. Ini juga ini juga tingkat diskontrol yang menyamakan nilai arus kas saat ini dengan nilai surat berharga tersebut.
5.2 Net Present Value
Net Present Value merupakan indicator berapa nilai investasi atau proyek menambah perusahaan. Dengan proyek tertentu, jika Rt merupakan nilai positif, proyek ini dalam status arus masuk kas terdiskon dalam waktu t. jika Rt adlah nilai negative, proyek ini dalam status arus kas didiskonkan dalam waktu t. proyek tepat mempertaruhkan dengan NPV positif bisa diterima. Ini tidak berarti bahwa mereka harus dilakukan karena NPV pada biaya modal tidak dapat menjelaskan kesempatan, perbandingan biaya yaitu dengan investasi biaya lain yang tersedia. Dalam teori keuangan, jika ada pilihan antara dua alternatif saling eksklusif yang menghasilkan NPV lebih tinggi harus dipilih.
Jika. . . ini berarti. . lalu. .
NPV>0 investasi itu akan menambah nilai perusahaan proyek dapat diterima
NPV<0 investasi akan mengurangi nilai dari perusahaan proyek harus ditolak
NPV=0 investasi tidak akan mendapatkan atau kehilangan nilai bagi perusahaan. Kita harus peduli dalam keputusan apakah akan menerima atau menolak proyek tersebut. Proyek ini tidak menambahkan nilai moneter. Keputusan harus didasarkan pada criteria lain, misalnya posisi strategis atau factor lain yang tidak secara eksplisit dimasukan dalam perhitungan.
5.3 Future Worth Vlaue
Nilai masa depan adlah nilai aset pada tanggal terntentu. Ini mengukur jumlah masa depan nominal uang yang di berikan sejumlah uang yang “layak” pada waktu tertentu di masa depan dengan asumsi tingkat bunga tertentu, atau lebih umum, tingkat pengembalian, itu adalah nilai sekarang dikalikan dengan fungsi akumulasi. Nilai tidak termasuk koreksi terhadap inflasi atau factor lain yang mempengaruhi nilai sebenarnya dari uang di masa depan. Ini digunakan dalam perhitungan nilai waktu dari uang.
5.4 Annual Worth Value
Analisis nilai tahunan digunakan untuk menentukan nilai ekivalen tahunan uniform (anuitas) yang berasal dari aliran dana (cashflow) yang dimiliki oleh suatu rencana investasi atau aktiva (asset). Analisis Nilai Tahunan ini sering digunakan karena adanya kecenderungan luas dikalangan praktisi untuk menyatakan ‘prestasi’ dari suatu kegiatan dengan ukuran tahunan; misalnya pernyataan laba rugi (income statement) dari sebuah perusahaan atau, orang kebanyakan lebih mudah mengerti apabila dinyatakan proyek tersebut memberi keuntungan sekian juta setiap tahunnya selama sekian tahun. Disamping kecenderungan tersebut, Analisis Nilai Tahunan sangat bermanfaat untuk kegiatan evaluasi rencana investasi, karena tidak perlu mempersamakan terlebih dahulu periode penelaahan masing-masing rencana investasi apabila kebetulan memiliki umur berguna yang berbeda.
Situasi Perbandingan Analisis Nilai Tahunan
Pada analisis nilai tahunan, apabila sebuah rencana investasi mempunyai nilai Bersih Tahunan yang positif, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima, sedangkan kriteria rencana beberapa alternatif yang saling terpisah (mutually exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang diperbanding-kan tersebut. NTB ini merupakan selisih antara Nilai Tahunan Penerimaan dengan Nilai Tahunan ongkos/biaya.
Situasi Perbandingan Analisis Nilai Tahunan
Pada analisis nilai tahunan, apabila sebuah rencana investasi mempunyai nilai Bersih Tahunan yang positif, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima, sedangkan kriteria rencana beberapa alternatif yang saling terpisah (mutually exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang diperbanding-kan tersebut. NTB ini merupakan selisih antara Nilai Tahunan Penerimaan dengan Nilai Tahunan ongkos/biaya.
5.5 Internal Rate of Return
IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain).
IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.
Cara perhitungan IRR
IRR merupakan suku bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan diterima (present value of future proeed) dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran untuk investasi.
Besarnya nilai sekarang dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
5.6 External Rate of Return
Bagaimana kita bisa menghindari jebakan seperti dalam kasus umum? Kita harus menghindari mengasumsikan bahwa penghasilan yang diterima dari proyek tersebutdapat diperoleh suku bunga yang tinggi. Jadi kami membawa angka yang realistis untuk kepentingan kita bisa mendapatkan dengan re-investasi pendapatan. Sekarang, kita menata kembali arus kas untuk proyek tersebut, mengganti semua pendapatan dengan nilai masa depannya di akhir proyek, di hitung pada k suku bunga, dan membandingkan ini layak dengan nilai masa depan. Semua pengeluaranpada proyek, dihitung pada yang (saat ini tidak diketahui) tingkat bunga i ini, i adalah tingkat eksternal kembali (ERR) Proyek.
6.1 Payback Period
Payback period dalam penganggaran modal mengacu pada periode waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi untuk membayar jumlah dari investasi awal. Sebagai contoh, sebuah investasi $1000 yang kembali $500 pertahun akan memiliki jangka waktu pengembalian dua tahun. Nilai waktu dari uang tidak diperhitungkan payback period intuitif mengukur berapa lama sesuatu yang diperlukan untuk membayar sendiri. Semua yang lain sama, periode pengembalian lebih pendek lebih disukai untuk periode pengembalian lebih lama. Payback period ini banyak digunakan karena kemudahan penggunaan meskipun keterbatasan diaku.
6.2 Investment Balance Diagram
Dengan berbagai jenis investasi untuk memilih dari, bagaimana anda memutuskan dimana anda harus menempatkan uang anda?
Tidak semua investasi melakukannya dengan baik pada saat yang sama, ini karena mereka bereaksi berbeda terhadap peristiwa dunia,faktor-faktor ekonomi seperti tingkat suku bunga, dan pertunjukan bisnis. Kebanyakan ahli merekomendasikan, menyebarkan uang anda beberapa jenis investasi (saham misalnya atau saham, obligasi, tunai, dll), bahkan keluar risiko. Strategi ini disebut diversifikasi dan benar-benar hanya menempatkan dalam praktek bahwa pepatah lama “jangan menaruh semua telur anda dalam satu keranjang”.
TD Warehouse menawarkan berbagai pilihan jenis investasi untuk membantu anda membangun portofolio yang terdirversifikasi, anda juga dapat menggunakan alat allocator asset kita untuk menilai apakah suatu kombinasi spesifik dari saham (ekuitas), dan, obligasi, dan uang tunai dapat membantu anda mencapai tujuan investasi anda, berdasrkan jangka waktu investasi anda dan uang andaharus berinvestasi.
6.3 Contoh Investasi Modal
Dalam berinvestasi, terdapat dua macam jenis aset, yaitu aset riil dan aset finansial, yang sama-sama dapat dipertimbangkan sebagai sarana investasi dalam rangka mencapai tujuan keuangan Anda. Dalam berinvestasi, Anda harus ingat bahwa selalu terdapat risiko akan kehilangan modal Anda. Oleh sebab itu, Anda harus mengetahui dengan benar aset-aset yang Anda pilih untuk berinvestasi.
Aset Riil
Aset riil adalah aset yang memiliki wujud. Contohnya adalah tanah, rumah, emas, dan logam mulia lainnya. Berinvestasi pada aset riil merupakan hal yang umum dilakukan. Contohnya, Anda membeli rumah, dan kemudian menyewakannya sehingga mendapatkan pendapatan bulanan. Belum lagi ketika rumah itu selesai disewa dan harganya naik, Anda dapat menjualnya dan mendapatkan keuntungan. Anda akan mendapatkan banyak keuntungan dari berinvestasi di aset riil ini, karena meskipun harganya dapat naik-turun, tetapi dalam jangka panjang nilainya cenderung meningkat.
Aset Finansial
Aset finansial merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana.
Instrumen pasar uang adalah surat utang jangka pendek yang kurang dari satu tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Sebagai imbalan, Anda sebagai pemberi utang akan mendapatkan sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda. Umumnya bunga ini akan dibayarkan pada akhir periode investasi.
Contoh dari instrumen pasar uang adalah deposito, Sertifikat Bank Indonesia dan promissory notes. Secara umum, instrumen pasar uang memiliki tingkat risiko investasi berupa gagal membayar nilai investasi dan bunga yang sangat rendah.
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Jangka waktu utang pada obligasi adalah lebih dari satu tahun. Obligasi diperdagangkan di pasar modal. Anda yang membeli obligasi akan mendapatkan imbalan berupa sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda, yang disebut dengan kupon. Kupon ini umumnya dibayarkan setiap 3 atau 6 bulan sekali dalam satu tahun,
Obligasi tingkat risiko investasi yang rendah, namun risikonya sedikit diatas instrumen pasar uang. Risiko terbesar yang dihadapi oleh Anda sebagai pemegang obligasi adalah adanya kemungkinan penerbit obligasi tidak dapat membayar kembali utangnya.
Aset Riil
Aset riil adalah aset yang memiliki wujud. Contohnya adalah tanah, rumah, emas, dan logam mulia lainnya. Berinvestasi pada aset riil merupakan hal yang umum dilakukan. Contohnya, Anda membeli rumah, dan kemudian menyewakannya sehingga mendapatkan pendapatan bulanan. Belum lagi ketika rumah itu selesai disewa dan harganya naik, Anda dapat menjualnya dan mendapatkan keuntungan. Anda akan mendapatkan banyak keuntungan dari berinvestasi di aset riil ini, karena meskipun harganya dapat naik-turun, tetapi dalam jangka panjang nilainya cenderung meningkat.
Aset Finansial
Aset finansial merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana.
Instrumen pasar uang adalah surat utang jangka pendek yang kurang dari satu tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Sebagai imbalan, Anda sebagai pemberi utang akan mendapatkan sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda. Umumnya bunga ini akan dibayarkan pada akhir periode investasi.
Contoh dari instrumen pasar uang adalah deposito, Sertifikat Bank Indonesia dan promissory notes. Secara umum, instrumen pasar uang memiliki tingkat risiko investasi berupa gagal membayar nilai investasi dan bunga yang sangat rendah.
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Jangka waktu utang pada obligasi adalah lebih dari satu tahun. Obligasi diperdagangkan di pasar modal. Anda yang membeli obligasi akan mendapatkan imbalan berupa sejumlah bunga dari nilai awal investasi Anda, yang disebut dengan kupon. Kupon ini umumnya dibayarkan setiap 3 atau 6 bulan sekali dalam satu tahun,
Obligasi tingkat risiko investasi yang rendah, namun risikonya sedikit diatas instrumen pasar uang. Risiko terbesar yang dihadapi oleh Anda sebagai pemegang obligasi adalah adanya kemungkinan penerbit obligasi tidak dapat membayar kembali utangnya.
6.4 Contoh Kesempatan Investasi Industri Besar
Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia
setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara
penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 ton),
Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton). Luas lahan tanaman
kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao
sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per
ha .
Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:
Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton
(21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara
51.000 ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung
21.000 ton (3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%).
Menurut usahanya perkebunan kakao Indonesia
dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ; Perkebunan Rakyat
887.735 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan Perkebunan Swasta
54.737 Ha.
Meskipun sebagian besar hasil perkebunan kakao Indonesia
diekspor dalam bentuk bahan mentah, di dalam negeri juga
terdapat industri pengolahan kakao. Industri pengolahan kakao
banyak berada di pulau Jawa. Jumlah pelaku usaha yang bergerak
dalam bidang pengolahan kakao dapat dilihat pada
Kebutuhan kakao dalam negeri masih dianggap sedikit,
sekitar 250 ribu ton per tahun. Sementara produksi kakao Indonesia
mencapai 445000 ton per tahun. Namun rendahnya kebutuhan
kakao nasional itu bukan tanpa sebab. Hal ini karena pemerintah
menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk setiap kakao
yg dibeli pabrik di dalam negeri. Sebaliknya, apabila petani
mengekspor produknya ke luar negeri, maka tidak dikenakan PPN.
Dengan demikian petani lebih suka melakukan ekspor.
Produksi Indonesia 456 ribu ton biji kakao. Di ekspor dalam
bentuk biji 365 ribu ton dan sisanya 121 ribu ton diolah di dalam
negeri. Produksi coklat olahan sebanyak 96 ribu ton meliputi cocoa
butter dan cocoa powder
a. Ekspor coklat olahan pada tahun 2006 adalah 80.991 Ton dengan
nilai US$. 175.314.000 dengan rincian sebagai berikut :
1. Cocoa Butter 36.942 ton dengan nilai US$ 145.995.000
2. Cocoa Powder 25.423 ton dengan nilai US$ 20.707.000
3. Cocoa cake 17.354 ton dengan nilai US$ 6.647.000
4. Cocoa liquor 1.272 ton dengan nilai US$ 1.965.000
b. Sedangkan Volume dan Nilai Impor Biji Kakao dan Kakao Olahan
Indonesia Tahun 2006 adalah 26.412 ton dengan nilai
US$38.333.000 dengan rincian sebagai berikut :
1. Cocoa bean 21.763 ton dengan nilai US$.32.209.000
2. Cocoa powder 4.372 ton dengan nilai US$ 5.730.000
3. Cocoa liquor 225 ton dengan nilai US$ 348.000
4. Cacao cake 42 ton dengann nilai US$ 16.000
5. Cocoa Butter 10 ton dengan nilai US$30.000
No comments:
Post a Comment